7 Kesalahan Komunikasi yang Sering Merusak Hubungan Pasangan Suami Istri
Komunikasi adalah fondasi utama dalam hubungan pasangan suami istri. Sayangnya, banyak kesalahan komunikasi yang tanpa disadari dapat merusak hubungan. Menurut survei American Psychological Association (APA), 67% pasangan yang mengalami konflik berkepanjangan disebabkan oleh komunikasi yang buruk. Berikut adalah tujuh kesalahan komunikasi yang sering terjadi:
- Tidak Mendengarkan dengan Aktif. Banyak pasangan suami istri yang lebih fokus pada respons mereka sendiri daripada memahami pasangan. Padahal, mendengarkan aktif dapat meningkatkan keharmonisan.
- Menggunakan Nada Suara Kasar. Nada suara yang tinggi atau sarkasme dapat membuat pasangan merasa tidak dihargai. Studi menunjukkan bahwa komunikasi dengan nada lembut meningkatkan peluang penyelesaian konflik hingga 80%.
- Menghindari Percakapan Penting. Menghindari topik sensitif, seperti keuangan atau perasaan, justru memperburuk keadaan. Pasangan suami istri perlu membicarakan masalah dengan terbuka agar tidak menumpuk dan menjadi lebih besar.
- Selalu Ingin Menang dalam Argumen. Hubungan bukan tentang menang atau kalah. Sikap defensif dan tidak mau mengalah justru memperburuk konflik dalam hubungan ini
- Membiarkan Asumsi Menggantikan Komunikasi. Berasumsi tanpa bertanya langsung kepada pasangan sering kali menyebabkan kesalahpahaman yang tidak perlu.
- Kurangnya Apresiasi. Riset menunjukkan bahwa 75% pasangan yang rutin memberikan apresiasi satu sama lain memiliki hubungan yang lebih bahagia dan langgeng.
- Tidak Mencari Bantuan Profesional. Jika masalah komunikasi terus berulang, penting bagi pasangan suami istri untuk mencari bantuan profesional. Telekonseling di Ruang Jiwaku menawarkan pendekatan psikologi kontemporer untuk membantu pasangan memahami dan memperbaiki komunikasi mereka.
Jika Anda dan pasangan mengalami kesulitan dalam komunikasi, segera jadwalkan konseling Anda di sini. Ruang Jiwaku siap membantu Anda membangun hubungan yang lebih harmonis dan bahagia.